Latest courses

3-tag:Courses-65px

Kamis, 23 Desember 2021

FILSAFAT HIDUP DARI KISAH BATU KERIKIL DAN PASIR

 




Dalam hidup kita sering merencanakan sesuatu tetapi seringkali rencana kita itu berbenturan dengan kenyataan. Sering sekali kita menemui masalah yang sangat besar menurut kita yang sulit dipecahkan mana yang prioritas dulu atau mana yang diselesaikan nanti.

Kisah batu ,kerikil dan pasir ini akan memberikan kita sebuah inspirasi bagaimana cara kita menghadapi sebuah kehidupan.

Pada saat kelas di sebuah kampus, seorang Dosen membawa beberapa item untuk bahan demonstrasi di mejanya. Yaitu, sebuah toples, beberapa batu, beberapa kerikil, dan pasir. Para muridnya bertanya-tanya, apa yang ingin Dosen itu lakukan dan mencoba untuk menebak demonstrasi apa yang akan terjadi.

Sang Dosen memulai melakukan demonstrasi dengan meletakan batu-batu kecil ke dalam toples. Para muridnya bingung dengan apa yang dilakukan oleh dosennya, namun sang dosen tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu.  Setelah batu-batu yang dimasukkan sudah mencapai leher toples, sang dosen mulai berbicara dengan bertanya kepada murid apakah mereka pikir toples tersebut sudah penuh. Para muridnya sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh.

Kemudian sang dosen mengambil kerikil dan menuangkan kerikil tersebut ke dalam toples. Kerikil tersebut kemudian menemukan celah di antara batu-batu besar. Sang dosen kemudian kembali bertanya kepada para murid apakah toples itu sudah penuh, dan mereka kembali sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh.

Selanjutnya sang dosen mengambil pasir dan menuangkannya kedalam toples. Pasir tersebut mengisi setiap ruang yang tersisa dalam toples. Sang dosen untuk terakhir kalinya bertanya kepada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh, dan jawabannya adalah sekali lagi : YA.

Sang dosen  kemudian menjelaskan bahwa toples adalah analogi untuk kehidupan. Beliau menyamakan batu dengan hal yang paling penting dalam hidup : Kesehatan, keluarga, dan semua hal yang membuat hidup lengkap.

Beliau kemudian membandingkan kerikil untuk hal-hal yang membuat hidup nyaman, seperti : Pekerjaan, rumah, mobil. Akhirnya, beliau menjelaskan pasir adalah hal-hal kecil yang tidak terlalu penting dalam hidup.

Sang dosen menjelaskan, menempatkan pasir terlebih dahulu di toples akan menyebabkan tidak ada ruang untuk batu atau kerikil. Demikian pula, mengacaukan hidup dengan hal-hal kecil akan menyebabkan kita tidak memiliki ruang untuk hal-hal besar yang benar-benar berharga.

Cerita batu kerikil dan pasir adalah perumpamaan yang mengajarkan tentang pentingnya mengutamakan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Filsafat hidup dari cerita ini dapat diambil sebagai berikut:

1. Prioritaskan yang Utama: Dalam cerita ini, wadah kosong menggambarkan hidup kita, dan batu, kerikil, dan pasir adalah simbol dari berbagai aspek hidup yang berbeda. Batu menggambarkan hal-hal utama dan penting dalam hidup, seperti keluarga, kesehatan, cinta, dan kebahagiaan. Kerikil mewakili hal-hal yang penting, tetapi tidak begitu krusial, seperti pekerjaan dan kehidupan sosial. Pasir melambangkan hal-hal kecil atau tidak penting yang seringkali kita fokuskan terlalu banyak energi pada mereka, seperti hal-hal sepele atau permusuhan.

Filsafatnya adalah bahwa untuk menjalani hidup dengan penuh makna, penting bagi kita untuk mengutamakan hal-hal yang benar-benar utama dan memberikan perhatian terhadap apa yang benar-benar penting bagi kebahagiaan dan kesejahteraan kita.

2. Kelola Waktu dan Energi: Dalam cerita ini, ketika batu (hal-hal utama) ditempatkan terlebih dahulu dalam wadah, maka kerikil dan pasir masih dapat tertata dengan baik di sekitarnya. Hal ini menggambarkan pentingnya mengelola waktu dan energi kita dengan bijaksana. Jika kita memberikan prioritas pada hal-hal utama, maka kita akan memiliki waktu dan energi yang cukup untuk hal-hal lainnya tanpa mengabaikan yang benar-benar penting.

3. Jangan Terjebak pada Hal-Hal Sepele: Cerita ini juga mengajarkan agar kita tidak terjebak pada hal-hal sepele atau hal-hal yang kurang penting. Kadang-kadang, kita bisa terlalu fokus pada hal-hal kecil dan menghabiskan banyak waktu dan perhatian untuk hal-hal yang tidak memberikan dampak yang signifikan pada hidup kita. Sebagai gantinya, kita harus fokus pada hal-hal yang substansial dan memberikan arti pada kehidupan kita.

4. Bersyukur atas Segala Hal: Setiap elemen dalam cerita ini, baik batu, kerikil, atau pasir, memiliki peran dan pentingannya masing-masing dalam membentuk keseluruhan isi wadah. Demikian pula, dalam hidup kita, setiap pengalaman dan peristiwa memiliki arti dan pelajaran yang berharga. Kita harus belajar untuk bersyukur atas segala hal yang telah kita miliki dan alami, baik yang besar maupun yang kecil, karena semuanya ikut membentuk diri kita.

Filsafat hidup dari cerita batu kerikil dan pasir mengajarkan pentingnya menyusun prioritas hidup dengan bijaksana, tidak terjebak pada hal-hal sepele, dan menghargai segala hal yang kita alami dalam perjalanan hidup kita. Dengan mengutamakan yang utama, hidup kita dapat lebih bermakna dan penuh dengan kebahagiaan.


Jika kamu suka dengan cerita tersebut silahkan share agar menginspirasi teman-teman kita yang lain.



Kasur Mobil

ORANG BIASA JUGA BISA SUKSES

Judul ini saya buat terinspirasi dari sebuah buku karya bapak Teguh Hidayat seorang investor nilai dipasar modal, yaitu "In...